WordPress bukan satu-satunya platform bagi membangun situs. Ada demikian itu banyak platform atau content management system (CMS) lain yang dapat Sahabat gunakan.
Itu kenapa, kami berusaha mempersembahkan CMS lain dengan menulis artikel perbandingannya dengan WordPress. Misalnya saja seperti Wix vs WordPress atau Weebly vs WordPress.
Nah, di artikel kali ini, kami ingin mempersembahkan diantara CMS yang betul-betul terkenal di kalangan developer, Drupal. Supaya dapat diperbandingkan dengan adil, kami membagi perbandingan Drupal vs WordPress pada enam aspek, yaitu:
- Persiapan awal (setup dan instalasi);
- Kemudahan pemakaian;
- Desain dan kustomisasi tampilan;
- Jenis konten;
- Program tambahan atau plugin;
- Keamanan.
Jadi, apalagi yang ditunggu? Yuk gaskeun.
Sekilas mengenai Drupal dan WordPress
Drupal dan WordPress sama-sama masuk pada tiga besar content management system (CMS) yang sangat banyak digunakan. WordPress masih menempati posisi pertama-tama selaku yang terpopuler. Drupal, di sisi lain, ada di posisi ketiga tepat di bawah Joomla.
Sebelum bicara banyak mengenai fitur, ada baiknya bagi tahu latar belakang kedua CMS sangat populer ini.
Drupal
Sahabat mungkin telah sering dengar soal WordPress. akan tetapi bagaimana dengan Drupal?
Drupal memang tak sebesar WordPress pada hal jumlah user. Meski demikian itu, keberadaannya tetap jadi primadona untuk beberapa pengguna internet. Terutama, user dari kalangan developer.
Bicara soal jumlah, hanya 1,8 persen web di dunia yang menggunakan Drupal. Ini sama artinya dengan 1,37 juta pengguna Drupal. Dengan jumlah pengguna sebanyak itu, 3,2 persen pasar CMS dunia yang dimiliki Drupal.
Dari statistik di atas, wajar kalau tak banyak yang tahu Drupal muncul lebih dulu daripada WordPress. CMS satu ini pertama-tama kali dirilis secara beta di tahun 2000. Lalu, setahun kemudian dirilis ke khalayak pada format aplikasi open source.
Dengan format yang sama seperti kompetitornya, WordPress, Drupal tak mematok harga bagi siapapun yang ingin menggunakan software-nya. Sahabat pun dapat mengunduh, menggunakan, dan menyebarkan aplikasi tersebut secara bebas.
Selain selaku CMS yang gampang digunakan, Drupal pun mengklaim dirinya selaku web application framework. Ini artinya, Drupal mendukung perancangan program web. Termasuk di dalamnya ialah situs, transfer data, dan application programming interface (API).
Beberapa situs yang menggunakan Drupal selaku CMS, antara lain:
WordPress

Seharusnya, Sahabat lebih familiar dengan WordPress. Platform satu ini menyediakan CMS secara open source. Sama seperti “kakak tuanya” ━ Drupal ━ WordPress membolehkan Sahabat bagi mengunduh, menggunakan, dan memaksimalkan aplikasi secara bebas.
Dilengkapi tampilan elegan dan pemakaian yang intuitif, tak heran kalau CMS satu ini mempunyai banyak penggemar. Terdapat 60 juta situs yang dibangun menggunakan WordPress. Jumlah ini setara dengan 34,5 persen jumlah web di dunia.
Baca pun: 10 Perbedaan WordPress.com dan WordPress.org
Berbeda dengan Drupal, WordPress nampak mempunyai visi sosial yang jelas. Lewat motto Democratize Publishing, Matt Mullenweg berpendapat siapa saja dapat membangun konten secara bebas. Tak seperti dulu, di mana seseorang perlu punya mesin ketik dan mesin cetak bagi memproduksi konten.
Beberapa situs yang memakai WordPress, antara lain:
Perbandingan Drupal vs WordPress
Setelah tahu sekilas besar mengenai Drupal dan WordPress, tanpa banyak basa-basi lagi, mari bahas perbandingan fitur di antara kedua CMS ini.
1. Persiapan Awal (Setup)
Di tahap awal, Sahabat wajib mempunyai hosting dan domain. Keduanya memastikan Sahabat dapat mempunyai web yang diakses oleh pengguna internet.
Hosting adalah sebuah server yang diaplikasikan bagi menyimpan data web. Data apapun berkaitan soal web, entah itu konten, gambar, audio, dan informasi lain ditempatkan di hosting. Domain, di sisi lain, berfungsi selaku domisili yang diaplikasikan bagi mengakses situs itu sendiri.
Baru setelah kedua hal itu dipunyai, Sahabat dapat melanjutkan langkah dengan instalasi CMS.
Drupal
Instalasi Drupal ke web dapat dilakukan secara manual maupun otomatis. Kalau Sahabat mempunyai kemampuan teknis, dapat saja Sahabat lakukan instalasi manual. Akan tetapi, kalau Sahabat masih awal-awal menggunakan Drupal, kami sarankan bagi menginstal secara otomatis.
Instalasi otomatis dapat dilakukan lewat cPanel. Ketika Sahabat telah masuk ke cPanel, coba cari Softaculous Apps Installer. Lalu cari CMS Drupal dan klik Install.
WordPress
Sama pun dengan Drupal, ada dua alternatif instalasi WordPress: manual dan otomatis. Cara install otomatis tentu saja lebih gampang dan memang kami rekomendasikan. Hanya saja, cara install otomatis WordPress tak melulu terpaku di Softaculous Apps Installer.
Lalu hosting adalah sebuah server yang Sahabat sewa bagi menyimpan segala data di web. Ada beberapa jenis hosting yang dapat dipilih sesuai keperluan. Pilihannya, yaitu, shared hosting, VPS, dan cloud hosting. Sahabat dapat baca perbedaan ketiganya di artikel perbedaan cloud hosting dengan layanan hosting lainnya.
Kalau Sahabat menjalankan order hosting dan domain lewat Niagahoster, Sahabat dapat memperoleh situs WordPress pada sekali klik. Sahabat tinggal pastikan bagi centang alternatif Tidak dipungut bayaran Auto Install Situs WordPress sebelum menjalankan checkout order.
2. Kemudahan Pemakaian
Seberapa gampang CMS yang Sahabat gunakan dioperasikan? Itu pertanyaan yang tak boleh terlewat bagi dijawab. Semakin gampang diaplikasikan, semakin efisien Sahabat mengatur web dan mengisi konten di dalamnya.
Sebaliknya, ketika CMS sulit sekali dioperasikan, semakin banyak waktu yang dihabiskan bagi urusan teknis. Padahal kan, harusnya Sahabat menghabiskan waktu bagi membangun konten pengisi web. Sepakat, kan?
Makanya di sini, kami akan bandingkan keunggulan Drupal vs WordPress pada aspek kemudahan pemakaian.
Drupal
Setelah instalasi Drupal selesai, Sahabat akan dihadapkan di halaman Configure Site. Sahabat hanya perlu mengisi informasi singkat seputar web yang ingin dibangun. Beberapa dari informasi yang dibutuhkan ialah nama situs, email, username, dan password.
Baru setelah kesemua data diisi, Sahabat dapat masuk ke halaman pengaturan web. Halaman ini sebetulnya dapat dibilang persis seperti Dashboard milik WordPress.
Terdapat delapan fitur utama pada pengaturan situs dengan Drupal. Berikut penjelasan masing-masing fitur yang dimaksud:
- Content ━ bagian bagi menambahkan konten (artikel dan halaman web), memanajemen komentar di web, dan mengatur konten berupa dokumen atau files.
- Structure ━ bagian bagi mengatur struktur konten pada web. Termasuk di dalamnya ialah faktor blok, tipe komentar, formulir kontak, jenis konten, alternatif tampilan, fitur, taksonomi (tags dan kategori), serta settings ijin tampilan.
- Appearance ━ fitur yang mengatur tampilan visual situs dengan tema. Pun berisi opsi-opsi bagi kustomisasi tampilan web.
- Extend ━ segmen bagi menambahkan manfaat atau fitur situs. Amat mirip dengan plugin pada CMS WordPress. Hanya saja namanya menjadi modules pada Drupal.
- Configuration ━ segmen yang mengatur keseluruhan web Drupal. Berisi pengaturan akun, konten, pengembangan, program, user interface, program, media, dan bahasa.
- People ━ fitur bagi mengatur akun pengguna dan administrator web.
- Reports ━ fitur berisi semua jenis report seputar web seperti status, eror, daftar kata yang banyak dicari, dan plugin.
- Help ━ bagian berisi informasi dan panduan pengaturan web Drupal.
Drupal sebetulnya betul-betul gampang digunakan. Pengaturan dan penambahan konten dapat dilakukan pada beberapa kali klik. Pun, opsi pengaturannya telah lumayan banyak.
Namun, opsi pengaturan ini tetap kurang fleksibel. Dibandingi CMS lainnya, Drupal masih terkesan kaku karena interface terasa jadul.
Kalau Sahabat menginginkan kustomisasi yang lebih fleksibel, Sahabat dapat menggunakan aplikasi bernama Drush. Namun, bagi menggunakannya, tentu saja Sahabat perlu memahami bahasa pemrograman.
WordPress
Penyusunan akun dilakukan persis sebelum instalasi WordPress. Sehingga ketika instalasi sukses, Sahabat tinggal memasukkan username dan password bagi masuk ke Dashboard WordPress. Tampilan Dashboard kurang lebih nampak seperti di bawah:
Di sebelah kiri, Sahabat akan menemukan bermacam-macam fitur. Fitur-menu inilah yang akan menolong Sahabat mengatur keseluruhan konten, tampilan, dan manfaat web.
Tergantung dari jumlah plugin yang diinstall, jumlah fitur ini pun dapat berubah. Semakin banyak plugin yang diinstall, semakin banyak pula jumlah fitur yang ditambahkan. Namun, secara default, menu-menu di bawah inilah yang pasti Sahabat jumpai:
- Posts ━ tombol bagi membangun post baru, mengatur kategori dan tags konten.
- Media ━ pusat pengaturan konten image, audio, video, dan dokumen.
- Pages ━ bagian bagi membangun halaman di web.
- Comments ━ pusat kontrol komentar di web. Sahabat dapat memilih bagi menampilkan komentar, menghapus komentar, dan membalas komentar di sini.
- Appearance ━ bagian yang mengatur desain dan tampilan visual web. Di sini, Sahabat mendapati tema, kustomisasi lebih detail faktor web, pengaturan widget, perancangan fitur, modifikasi CSS, dan modifikasi tema.
- Plugins ━ tempat bagi menambahkan fitur dan manfaat di web.
- Users ━ pusat kontrol bagi user dan administrator web.
- Tools ━ bagian yang tak berhubungan seketika dengan manfaat publishing WordPress. Dapat diaplikasikan bagi mengekspor atau mengimpor data antar-platform.
- Settings ━ pusat pengaturan situs mulai dari yang sifatnya umum, pengaturan penulisan konten, pengaturan baca, hingga pengaturan fitur tambahan seperti plugin.
Tampilan fitur dan urutannya pun dapat Sahabat sesuaikan. Dengan demikian itu, Sahabat dapat menjalankan pengaturan dengan lebih gampang dan efisien.
3. Desain dan Kustomisasi Tampilan
Desain dan tampilan visual ialah bagian vital pada situs. Bagaimana tak? Untuk orang yang pengunjung web, inilah bagian satu-satunya yang meninggalkan kesan dan dapat mereka komentari. Makanya tak heran kalau 75 persen menilai kredibilitas perusahaan atau instansi desain webnya.
Di bagian ini, Sahabat akan mendapati perbandingan fitur kustomisasi tampilan Drupal dan WordPress. Ragam alternatif tema, aspek teknis, dan cara instalasi pun turut dibahas di bawah.
Drupal
Meski tak sebanyak WordPress, Drupal pun mempunyai alternatif tema yang beragam. Setidaknya hampir 2800 tema terdapat di direktorinya. Kesemua tema tersebut dapat diakses via web Drupal > Build > Unduh Extend > Themes atau dapat pun Drupal > Build > Themes.
Berbeda dengan tema WordPress yang menitikberatkan di tampilan, Drupal punya banyak aspek urgen di temanya. Itu kenapa, Sahabat akan disodori bermacam-macam opsi ketika mencari tema. Beberapa opsi tersebut termasuk:
- Maintenance status / status pemeliharaan;
- Development status / status pengembangan;
- Core compatibility / kompabilitas atau kesesuaian versi;
- Status;
- Stability / stabilitas;
- Security advisory coverage / pemberitahuan keamanan;
- Search themes / kolom pencarian tema manual;
- Sort by / opsi urutkan tema menurut indikator tertentu (relevansi, judul, pembuat, tanggal perancangan, rilis terbaru, dibangun terbaru, atau sangat banyak diinstall).
Dengan opsi sebanyak itu, Sahabat pastinya dapat menemukan tema yang pas dengan keinginan dan keperluan. Hanya saja, pastikan Sahabat memilih tema yang sesuai dengan kemampuan teknis dan coding yang dipunya. Dengan demikian itu, Sahabat takkan kesulitan bagi kustomisasi berikutnya.
Di samping opsi kustomisasi dengan coding, Drupal tak menutup cara settings yang lebih sederhana. Setelah tema terinstal sempurna, Sahabat tinggal menuju Home > Administration > Appearance > Appearance settings dan klik tab sesuai nama tema yang diisntall. Di situlah Sahabat dapat kustomisasi skema warna, faktor halaman, logo, dan favicon.
WordPress
WordPress punya segudang tema yang dapat dipilih bagi mengubah tampilan situs. Bagus yang free maupun berbayar, Sahabat dapat mendapatkannya secara gampang via Theme Directory WordPress. Selain itu, ada pun platform jual beli tema WordPress seperti Themeforest, Etsy, CodeCanyon, Mojo Marketplace, dan lain sebagainya.
Meski banyak pilihannya, instalasi lewat Theme Directory masih jadi cara termudah. Bagi itu, Sahabat hanya perlu membuka Dashboard > Appearance > Themes. Lalu klik tombol Add New di pojok atas halaman dan cari tema yang sesuai dengan keinginan. Seketika klik tombol Install di tema yang diincar.
Baca pun: 9 Template WordPress Company Profile (Gratis)
Bagi instalasi tema dari luar WordPress, sebetulnya pun hampir sama caranya. Akan tetapi, alih-alih memilih tema bawaan, Sahabat perlu mengklik tombol Upload Theme. Seketika opsi upload akan muncul. Sahabat kemudian hanya perlu upload tema pada ekstensi .zip dan klik Install.
Baru setelah tema terinstal, Sahabat dapat menjalankan kustomisasi dengan lebih komplit. Di dasarnya, setiap tema punya opsi kustomisasi yang berbeda. Beberapa tema membolehkan Sahabat ikut mengubah lewat Cascading Style Sheets (CSS). Beberapa yang lain hanya mengijinkan pengubahan tampilan menurut opsi yang terdapat.
Supaya dapat mengubah tampilan sambil melihat preview web, Sahabat dapat klik Appearance > Customize. Dari situ, Sahabat dapat mengklik opsi yang disediakan dan melihat bagaimana opsi itu mengubah tampilan web. Ketika Sahabat menyukai tampilan yang dibangun, Sahabat tinggal simpan. Namun, jikalau tak berkenan, tinggal tinggalkan halaman.
Baca pun: Panduan Lengkap Menggunakan Elementor
Sahabat pun dapat tambahkan plugin page builder di situs WordPress. Plugin macam ini mengaktifkan fitur kustomisasi front end di web. Prinsipnya kurang lebih sama dengan fitur Customize di WordPress. Hanya saja, Sahabat tak perlu bergantung di opsi kustomisasi di sebelah kiri halaman.
Selaku gantinya, Sahabat tinggal tarik dan letakkan faktor desain yang diinginkan. Dapat pun klik faktor desain yang diinginkan dan ubah sesuai dengan keinginan.
4. Jenis Konten
Setiap CMS didesain bagi punya spesialisasi konten. Satu CMS mungkin sengaja didesain bagi memamerkan konten visual macam image ataupun video. Lalu CMS yang lain sengaja dibangun bagi tujuan yang lebih kompleks.
Di sini, kami akan bedah konten macam apa yang cocok bagi Drupal dan WordPress. Kecocokan antara konten dan CMS akan membangun kesibukan Sahabat lebih gampang. Pun, konten dan manfaat web dapat benar-benar tersampaikan dengan bagus.
Drupal
Beragam. Itu respons yang muncul ketika orang ditanya bagaimana rasanya menggunakan Drupal. Beberapa orang mengatakan Drupal selaku CMS yang powerful dan fleksibel. Namun, beberapa yang lain pun mengatakan bahwa Drupal itu kompleks.
Anggapan yang bermacam ini memaksa Drupal bagi memikirkan fokus yang ditawarkan produknya. Singkat cerita, Drupal menyebut dirinya mewujudkan pengalaman digital yang ambisius atau ambitious digital experience.
Karenanya dari itu, Drupal tak membatasi dirinya hanya selaku publisis konten. Ia pun diaplikasikan selaku kios digital, hosting program mobile, dan pendukung komunikasi dengan chat. Dengan fitur keamanan, cakupan luas, dan kemudahan pengaturan konten ━ tak heran CMS ini dijadikan alternatif oleh situs institusi kelas dunia.
Baca pun: 50+ Topik Blog yang Menarik untuk Meningkatkan Pengunjung
Drupal pun percaya di kolaborasi. Ia menganggap bahwa konten hebat adalah sebuah hasil kontribusi dari setiap anggota tim. Visi ini pula yang diwujudkan Drupal pada program administrator dan akun. Setiap akun di web Drupal dapat mempunyai beberapa peran sekaligus. Misalnya, penulis sekaligus editor. Ini pula yang membangun Drupal mempunyai program kerja (workflow) yang jelas.
Karenanya dari itu, Drupal betul-betul cocok diaplikasikan bagi situs berkapasitas konten dan user yang besar. Media online, situs majalah, dan jurnal akademik ialah beberapa jenis web yang baiknya menggunakan Drupal selaku CMS-nya.
WordPress
Sempat disinggung sebelumnya, WordPress mengusung visi Democratize Publishing. WordPress memungkinkan setiap orang dapat memproduksi konten dengan cepat dan gampang. Jadi, tak heran kalau user interface dan fitur yang ditawarkan mendukung itu segala.
Fitur seperti Posts, Media, Pages, dan Comments mendukung publikasi konten dengan simpel. Baru kemudian fitur seperti Plugin dan Appearance fokus ke tampilan dan manfaat web.
Dibandingi Drupal, program administrator di WordPress masih lebih sederhana. Memang setiap user mempunyai peran masing-masing. Misalnya seperti administrator, author, editor, contributor, subscriber, customer, dan sebagainya.
Namun, workflow WordPress tak sejelas Drupal. Masing-masing user dengan role tertentu dapat membuka Dashboard dengan fitur yang dibatasi. Dengan demikian itu, administrator lah yang menjalankan manfaat bagi mengatur workflow supaya jelas.
5. Program Tambahan atau Plugin
CMS tak dibekali fitur super komplit. Ini dilakukan bukan tanpa alasan. Setiap situs memang mempunyai keperluan yang berbeda-beda. Daripada mematok fitur komplit tapi kadung tak digunakan, lebih bagus kalau Sahabat dapat menambahkan fitur sesuai dengan keinginan.
Di bagian ini, Sahabat akan melihat perbandingan Drupal vs WordPress dari sisi fitur tambahan. Seberapa banyak alternatif fitur tambahan yang ditawarkan? Seberapa gampang fitur tersebut ditambahkan? Pertanyaan tersebut akan dijawab di bawah ini.
Drupal
Sahabat dapat menambahkan fitur di web Drupal dengan menginstal modules. Bagi beberapa modules urgen telah terdapat secara otomatis di Home > Administration > Extend. Setidaknya ada enam kategori modules yang terdapat, yaitu core, core (experimental), field types, migration, multilingual, dan web services. Sahabat tinggal mencentang daftar fitur yang diinginkan bagi menambahkannya ke web.
Selain modules yang terdapat di web, Sahabat pun dapat menambahkan modules dari direktori Drupal. Tepatnya Sahabat perlu mengakses situs Drupal > Build > Unduh Extend > Modules atau Drupal > Build > Modules. Di sana terdapat lebih dari 43.000 modules yang terdapat.
Sama halnya dengan tema Drupal, modules pun mempunyai spesifikasi yang detail. Bagi mencari modules yang sesuai, Sahabat dapat masukkan kepingan informasi seperti maintenance status, development status, kategori modul, compatibility, dan lainnya.
Baca pun: 25 Plugin dan Tools Wajib untuk Website Bisnis Online
Bagi instalasi modules dari direktori, Sahabat hanya perlu mengakses Home > Administration > Extend. Kemudian klik tombol + Install new module. Beberapa ketika kemudian, Sahabat akan mendapati halaman instalasi dengan dua opsi.
Opsi pertama-tama, yaitu instalasi via URL. Lalu opsi kedua ialah instalasi via upload file. Keduanya sama-sama gampang dilakukan. Baru setelah instalasi selesai, Sahabat dapat menjalankan konfigurasi komplit di modules.
WordPress
Plugin dapat memberikan manfaat tambahan di situs WordPress. Apa pun itu yang Sahabat butuhkan. Coba saja sebutkan. Perlindungan keamanan situs? broken link checker? Page builder? Optimasi gambar? SEO? Segala itu dapat ditambahkan dengan menginstal plugin.
Selaku CMS dengan open source, wajar saja kalau plugin yang ditawarkan bukan hanya satu atau dua. akan tetapi puluh ribuan! Tepatnya, 55.214 plugin. Dengan jumlah sebanyak itu, Sahabat dapat menemukan tak hanya satu tapi banyak alternatif bagi satu jenis fitur.
Plugin yang diaplikasikan pun dapat diinstal lewat dua cara. Pertama-tama, via fitur Plugins > Add New. Lalu cari plugin yang dibutuhkan, klik tombol Install Now, tunggu beberapa ketika, dan klik kembali tombol Activate.
Kedua, yaitu lewat upload plugin secara manual. Caranya sebetulnya sama saja. Tinggal kunjungi fitur Plugins > Add New > Upload plugin. Kemudian pilih file pada ekstensi .zip dan klik tombol Install Now.
Install banyak plugin nggak bikin lemot asal gunakan WordPress Hosting dari Niagahoster. Dilengkapi LiteSpeed Enterprise dan WordPress Accelerator yang membangun situs Sahabat 40x lebih cepat pada sekali klik saja.
Manapun cara yang Sahabat pilih, keduanya sama-sama gampang.
6. Keamanan
Keamanan ialah aspek yang tak boleh luput dari pertimbangan Sahabat ketika memilih CMS. Karena, apa artinya mempunyai situs tapi celah keamanannya banyak?
Pertama-tama, Sahabat dapat kehilangan kontrol atas web Sahabat sendiri. Dengan mudahnya, hacker meretas dan mengambil alih situs yang telah Sahabat bangun. Belum lagi kalau ternyata data personal Sahabat diambil dan disalahgunakan.
Kedua, Sahabat dapat kehilangan reputasi di mata Google. Google mempertimbangkan aspek keamanan web bagi menentukan ranking hasil pencarian. Ketika web Sahabat saja telah tak aman, ya jelas saja kalau ranking web di mesin pencarian akan segitu-segitu saja.
Drupal
Dibandingi WordPress, Drupal dapat digolongkan selaku CMS yang aman. Pada sebuah survei keamanan web, hanya sekitar 2 persen situs dengan Drupal yang ditemukan bermasalah.
Drupal pun mempunyai lapisan-lapisan keamanan yang mumpuni. Bagi akses keamanan saja, ia dilengkapi dengan program enkripsi (pengacakan) password secara terus menerus. Password yang dimasukkan pun mesti mempunyai panjang tertentu, tingkat kompleksitas tertentu, dan dimasukkan pada rentang waktu tertentu. Tak lupa ada 2-factor authentication memastikan situs Sahabat takkan dijebol orang lain.
Aplikasi enkripsi tak hanya berlaku bagi password saja. Semua informasi urgen dan personal pun terenkripsi dengan bagus. Ini membangun segala data dan informasi yang tersimpan di web tak dapat digunakan pihak yang tak bertanggung jawab.
Di samping itu segala, Drupal dilengkapi dengan brute force detection, mitigasi denial of service (DoS) attacks, dan perlindungan dari entri data yang mencurigakan.
WordPress
Secara default, WordPress adalah sebuah CMS yang mempunyai celah keamanan sangat rentan. Hal ini pun ditunjukkan pada sebuah survei keamanan CMS. Di mana 74-78 persen situs WordPress dilaporkan terinfeksi virus atau punya kemungkinan diretas lebih tinggi. Karenanya, situs WordPress umumnya betul-betul bergantung dengan tambahan plugin keamanan.
Baca: 10+ Plugin Security WordPress Terbaik dan Gratis
Menariknya, risiko keamanan WordPress pun data dari sisi internal. Setiap faktor seperti tema dan plugin dapat membuka celah keamanan ketika tak diperbaharui. Seperti itu pun dengan versi WordPress yang kadung tak lekas di-update.
Itu kenapa urgen untuk Sahabat bagi terus memastikan tema, plugin, dan versi WordPress selalu update. Kalau perlu, Sahabat dapat uninstall plugin yang tak lagi diupdate oleh developer-nya. Kemudian, Sahabat dapat beralih ke plugin lain dengan maintenance yang lebih mutakhir.
WordPress vs Drupal, Manakah yang Terbaik bagi Sahabat?
Pasti Sahabat telah menunggu jawaban pertanyaan di atas dari tadi. Di antara Drupal vs WordPress, manakah yang sangat sesuai dengan keperluan Sahabat?
Bagi itu, bolehlah sama-sama tengok tabel perbandingan Drupal vs WordPress di bawah.


Dari tabel di atas, Sahabat pastinya dapat menebak CMS mana yang sangat pas bagi keperluan Sahabat. Namun, bagi menghemat waktu berikut jawaban kami dari pertanyaan sedari awal:
- WordPress cocok bagi blogging, pengguna CMS pemula yang tak mempunyai pengetahuan teknis, dan user yang menginginkan semua jenis situs berskala kecil hingga medium;
- Drupal: cocok bagi developer berpengalaman, bagus diaplikasikan bagi membangun susunan konten yang kompleks dan halaman yang betul-betul banyak, lebih bagus diaplikasikan bagi workflow yang kompleks dan tim yang besar.
Itu dia keseluruhan artikel Drupal vs WordPress. Semoga dapat menolong Sahabat menentukan CMS yang tepat bagi proyek situs Sahabat. Hingga jumpa di review dan panduan berikutnya.
Sumber https://niagahoster.co.id/