Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

By | April 24, 2019

Membuat website tak melulu mesti gunakan WordPress. Di luar sana, ada banyak alternatif content management system (CMS) yang dapat digunakan bagi merancang blog. Dua CMS yang lumayan populer ialah Joomla dan Drupal. 

Kedua CMS ini menawarkan pengalaman yang berbeda pada mengelola web. Kalau Kamu tertarik bagi tahu lebih pada, artikel ini ialah tempat yang tepat. Di sini, kami akan kupas tuntas segala hal mengenai Joomla vs Drupal. 

Supaya bahasannya lebih fokus dan terarah, ada enam hal yang akan kami bahas. Keenam hal tersebut, yaitu:

  1. Persiapan Awal
  2. Kemudahan Pemakaian
  3. Desain dan Kustomisasi Tampilan
  4. Program Tambahan (Plugin)
  5. Jenis Konten
  6. Keamanan

Tanpa berlama-lama lagi, mari bahas Joomla vs Drupal. Lalu, dapatkan mana CMS terbaik bagi keperluan blog Kamu.

Sekilas mengenai Joomla vs Drupal

Apa itu Joomla? Apa itu Drupal? 

Keduanya masuk pada tiga besar CMS terpopuler di dunia ─ menyaingi WordPress di urutan pertama-tama. Meski tak sepopuler WordPress, keduanya tetap mempunyai penggemar. 

Setidaknya 2,7 persen web di dunia dikerjakan dengan Joomla. Satu persen lebih banyak dibandingi Drupal yang “hanya” 1,7 persen. 

Nanti, Kamu akan paham kenapa selisih pengguna Joomla dan Drupal dapat amat jauh dengan WordPress (34,7 persen). Namun bagi kini, silakan berkenalan dulu dengan dua CMS ini.

Joomla 

Sama seperti dua kompetitor lainnya, Joomla ialah CMS dengan menggunakan open-source. CMS ini dibangun dan dikembangkan atas kontribusi dari developer seluruh dunia.

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Namun, jangan anggap remeh performanya. Sejak tahun 2005, Joomla selalu konsisten memperoleh beragam penghargaan. Di lima tahun terakhir (2015-2019), Joomla selalu mendapat predikat Best Free CMS dari CMS Critic People’s Choice Awards. 

Joomla mengklaim dirinya selaku platform yang serba dapat. Di dasarnya, semua macam blog dan program online dapat dikerjakan lewat Joomla. Namun, bagi dapatkan performa maksimal, Joomla lebih cocok digunakan bagi blog forum, toko online, reservasi tiket, dan web yang butuh program inventaris data yang rapi.

Beberapa blog yang menggunakan CMS Joomla antara lain:

Drupal

Drupal ialah CMS yang pun dengan menggunakan open-source. Artinya, siapa saja dapat mengunduh, menggunakan, menyebarkan, serta memodifikasi aplikasi tersebut.

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Sekilas, Drupal nampak sama dengan dua kompetitornya. Sama-sama open source dan dapat digunakan bagi merancang program dengan menggunakan online. 

Namun, Drupal sebetulnya menyasar pengguna yang lebih spesifik. Siapa? Mereka ialah programmer, developer, dan tech-savvy lainnya. Karena seperti itulah, Drupal tak ramah bagi digunakan bagi seseorang yang tak punya background ilmu komputer.

Selaku gantinya, Drupal siap menjawab keperluan Kamu yang spesifik. Membangun framework digital yang kompleks atau menghasilkan tampilan web yang tak umum, misalnya.

Di samping itu, Drupal menawarkan program keamanan yang kuat dan stabil. Jadi, jangan heran kalau platform ini kerap digunakan oleh perusahaan, partai politik, hingga blog resmi pemerintah.

Beberapa blog yang menggunakan CMS Drupal antara lain:

Perbandingan Joomla vs Drupal

Setelah perkenalan yang singkat, bersiaplah bagi mengenal Joomla dan Drupal lebih pada. Karena tak kenal, karenanya tak sayang. Namun kenal lama pun belum tentu sayang. Apalagi kalau tak menemukan kecocokan.

Jadi, izinkan kami menjadi mak comblang yang bagus. Berikut ialah profil komplit Joomla vs Drupal. Semoga Kamu menemukan kecocokan dengan diantara di antaranya.

Persiapan Awal (Instalasi)

Di tahap awal, sebetulnya tak ada yang betul-betul berbeda. Bagus Drupal maupun Joomla, sama-sama memerlukan hosting dan domain supaya dapat online. Keduanya pun mempunyai proses instalasi yang tak berbeda. Apalagi, kalau Kamu memakai auto installer seperti Softacuolous.

Bagi dapat menginstall program ini ke server, Kamu lumayan ikuti cara berikut:

1. Login ke anggota area Niagahoster. 

2. Pilih submenu Layanan Kamu di sidebar sebelah kiri. 

3. Pilih tab Hosting dan cari tombol Mengatur di pojok kanan. Klik tombol sesuai dengan server yang ingin dikelola.

4. Berikutnya, Kamu akan dibawa ke halaman Pengelolaan akun hosting. Cari opsi All Features dengan ikon CP.

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

5. Setelah masuk halaman cPanel, seketika ketikkan Softaculous Apps Installer di kolom pencarian dan klik opsi tersebut.

6. Ketika telah di halaman Softaculous, Kamu tinggal masukkan kata kunci Drupal atau Joomla di kolom pencarian. Dapat pun cari aplikasinya di sidebar, tepatnya di pada kategori Portals/CMS. Lalu, klik Install.

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

7. Langkah terakhir, masukkan segala informasi yang diperlukan sebelum mengaktifkan CMS. Terutama username, password, dan email admin. Seketika, CMS alternatif Kamu siap digunakan!

Sama saja, bukan? Jadi, poin ini harusnya tak jadi masalah. Karena itu, mari beralih ke poin-poin yang mungkin punya kontras.

Kemudahan Pemakaian

Laman berikut CMS-nya itu cuma alat. Keduanya digunakan bagi menolong apapun kegiatan utama Kamu. Entah itu berjualan di toko online, memamerkan portofolio, mengelola forum, atau menampilkan artikel lewat blog. 

Jadi telah seharusnya, CMS tak merepotkan. Malahan, ia harusnya gampang dan amat intuitif ketika digunakan. Makanya, kami menjadikan “kemudahan pemakaian” selaku poin urgen bagi dibahas.

Joomla

Serasa familiar. Kami jamin seperti itulah impresi pertama-tama yang muncul ketika membuka Control Panel Joomla. 

Sekilas, tampilan Control Panel Joomla memang mirip dengan Dashboard milik WordPress. Di sidebar sebelah kiri, terdapat deretan fitur bagi mengelola blog. Lalu, area luas di sebelahnya berisi overview aktivitas terbaru di blog. 

Baca pun: Joomla vs WordPress: Perbandingan Dua Jagoan CMS

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Namun, kalau Kamu perhatikan lebih detail, ada sticky fitur yang tersisip di bagian “header” dan “footer”. Kedua fitur ini takkan Kamu dapatkan di Dashboard WordPress.

Kalau dieksplor lebih jauh, Kamu akan sadar kalau header fitur menyimpan banyak sekali opsi. Tak jarang, beberapa opsi (submenu) yang ditampilkan pun muncul di bagian sidebar. Karenanya, dapat dibilang, fitur sidebar hanyalah format mudah dan cepat alias shortcut dari fitur header.

Berikut adalah penjelasan singkat soal fitur di header Joomla:

  • System ─ berisi pengaturan berkait keseluruhan program CMS. Termasuk di dalamnya, Control Panel, Global Configuration, Maintenance, dan System Information.
  • Users ─ digunakan bagi mengatur semua hal berhubungan dengan user. Mulai dari menambahkan user ataupun grup; mengatur ijin akses user, menambahkan catatan, kategori, dan field ke user; serta pengaturan pengiriman email secara massal.
  • Menus ─ digunakan bagi merancang struktur di blog. Terdiri atas “Fitur” dan “Fitur Items”. Fitur, seperti yang dapat Kamu kira, adalah kategori umum pada web. Lalu fitur items ialah format spesifik dari data yang ingin ditampilkan. Misalnya, artikel, kontak, news feed, dan sebagainya. Di pada masing-masing fitur items pun, masih ada opsi yang lebih detail.
  • Content ─ mengandung semua pengaturan berhubungan dengan konten. Mulai dari artikel, kategori, featured article, field, hingga field group. Di dalamnya, termasuk pun database media.
  • Components ─ berisi bermacam ekstensi yang memberikan guna tambahan ke halaman depan blog. Beberapa guna yang dapat ditambahkan antara lain kolom pencarian, news feed, tags, banner, kontak, dan sebagainya.
  • Extensions ─ adalah pusat segala guna tambahan yang terdapat di Joomla. Entah itu bentuknya modules, plugin, templates, dan ekstensi tambahan bagi bahasa.
  • Help ─ berisi pusat bantuan bagi pemakaian Joomla. Telah terbagi pada beberapa bagian khusus seperti bantuan forum, bahasa, wiki, ekstensi, dan sebagainya.

Melihat banyaknya opsi yang terdapat di fitur Joomla, dapat ditebak kalau CMS satu ini didesain bagi mengandung bermacam konten pada jumlah masif. Contohnya seperti blog forum, portal berita, dan toko online dengan semacam itu banyak variasi produk.

Namun untunglah ada fitur “shortcut” terdapat di sidebar. Dengan semacam itu, Kamu tetap dapat mengelola dan menambahkan konten secara efisien. Tak perlu mencari tombol command sesimpel New Article di tumpukan opsi fitur.

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Bicara soal guna menambahkan konten, Joomla punya tampilan yang amat familiar. Kalau Kamu perhatikan, user-interface ini persis dimiliki WordPress ketika masih memakai Classic Editor. 

Namun, kalau mau lebih tepat, editor yang digunakan di Joomla dapat disamakan dengan editor Microsoft Office Word. Karenanya, opsi formatting konten sangatlah komplit. Kamu punya keleluasaan bagi menampilkan teks menurut keinginan. 

Namun opsi pengaturan tak sebatas di konten teks saja. Halaman penyusunan konten ini pun disertai bermacam opsi yang tersimpan pada tabs. Mulai dari opsi Image and Links, Options, Publishing, Configure Modifikasi Screen, dan Permissions

Lewat segudang opsi di atas, Kamu dapat menjalankan kustomisasi berbeda bagi tiap post konten. Tentu hal macam ini akan amat cocok untuk Kamu yang memang mempunyai konten dinamis. Laman toko online, marketplace, atau portal berita, misalnya.

Drupal

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Dari sekali lihat saja, Kamu tentu dapat lihat kalau tampilan Dashboard Drupal lebih sederhana dibanding Joomla. Di bagian atas halaman, terdapat delapan fitur utama bagi konfigurasi web. 

Berikut ialah penjelasan guna masing-masing fitur di Drupal:

  • Content ─ digunakan bagi menambahkan konten berupa artikel atau halaman web, memanajemen komentar di web, dan mengatur konten berupa dokumen atau files.
  • Structure ─  digunakan bagi mengatur struktur konten di web. Termasuk faktor blok, komentar, formulir kontak, jenis konten, tampilan, fitur, tags dan kategori, serta settings ijin akses.
  • Appearance ─  bagian yang mengatur tampilan visual blog lewat instalasi tema. Mengandung bermacam opsi kustomisasi tampilan web.
  • Extend ─  bagian bagi menginstall guna atau fitur tambahan di blog. Dapat dibilang gunanya amat mirip dengan plugin pada CMS WordPress, cuma istilahnya modules pada Drupal.
  • Configuration ─  mengandung opsi konfigurasi segala bagian web. Termasuk di dalamnya ialah pengaturan akun, konten, pengembangan, program, user interface, program, media, dan bahasa.
  • People ─  bagian bagi mengatur akses akun user dan administrator web.
  • Reports ─  digunakan bagi melihat semua jenis statistik seputar blog. Mulai dari status, eror, daftar kata yang banyak dicari, dan plugin.
  • Help ─  pusat bantuan dan informasi pemakaian CMS Drupal. 

Sayangnya, user-interface Drupal kurang ramah untuk pengguna. Ketika Kamu mengklik diantara fitur di atas, Kamu akan menemukan bermacam opsi submenu yang berderet. Pastinya, tampilan interface macam ini dapat jadi agak menyebalkan dan boros klik. Belum lagi, tampilan default Drupal tampak amat lawas.

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Nah, gilirannya membahas fitur menambahkan konten baru di Drupal. 

Seperti dapat Kamu lihat dari gambar di atas, tampilan guna Create Article betul-betul sederhana. Opsi formatting yang terdapat pun dapat dihitung gunakan jari. Baru di bawahnya, terdapat opsi tambahan bagi tags dan gambar.

Di sisi kanan, terdapat pengaturan lebih komplit bagi fitur, komentar, URL, informasi penulis, serta promosi

Kalau mau dibandingi dengan Joomla, segala opsi yang terdapat di Drupal ini belum ada apa-apanya. 

Desain dan Kustomisasi Tampilan

Don’t judge a book by its cover. Meski ada benarnya, prinsip itu tak dapat Kamu berlakukan di dunia online.

Pengunjung blog tak punya ide bagaimana sebetulnya Kamu dan bisnis yang Kamu berjalan. Satu-satunya yang dapat mereka lihat ialah tampilan blog. Jadi, jelas telah kenapa desain dan kustomisasi tampilan termasuk bagian urgen bagi dibahas. 

Joomla

Joomla mempunyai dua macam templates yang dapat diinstall. Pertama-tama, front-end templates yang menentukan tampilan depan sebuah blog. Lalu, kedua ialah back-end templates yang mengubah tampilan halaman administrator Joomla.

Sayangnya, Joomla tak menyediakan halaman khusus bagi unduh templates. Bagi dapat mendapat templates yang dibutuhkan, Kamu perlu mencarinya ke blog yang menjual templates seperti ThemeForest maupun JoomShopper. Selain itu, ada pun theme Joomla yang terdapat bagi didownload tidak dipungut bayaran.

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Seketika berhasil menginstall tema, tak banyak yang dapat Kamu lakukan. Kecuali, Kamu memang mempunyai kemampuan teknis bagi mengubah templates. Karena, Kamu perlu memahami CSS dan HTML supaya dapat mengubah tampilan di templates.

Drupal

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Berbeda dengan Joomla, Drupal menyediakan halaman resmi bagi unduh tema. Namun bukan sekedar itu saja yang dilakukan. Drupal pun ikut melengkapi halamannya dengan bermacam opsi soal spesifikasi blog. Misalnya seperti:

  • Maintenance status;
  • Development status;
  • Core compatibility;
  • Status;
  • Stability;
  • Security advisory coverage;
  • Search themes.

Seluruh opsi di atas memastikan Kamu menginstall tema dengan spesifikasi yang tepat. Dengan semacam itu, tak cuma tampilan estetis saja yang didapatkan. Akan tetapi pun guna dan fitur yang dapat bekerja dengan maksimal.

Hal lain yang membedakan Drupal dari Joomla ialah kustomisasi setelah tema terinstall. Joomla memerlukan kemampuan advance bagi kustomisasi lanjutan. Tak semacam itu halnya dengan Drupal. Drupal menyediakan interface yang gampang ketika Kamu memerlukan pengaturan lebih komplit.

Dari Home, Kamu tinggal menuju Administration > Appearance > Appearance settings. Kemudian, klik opsi yang terdapat bagi mengubah skema warna, faktor halaman, logo, serta favicon.

Program Tambahan (Plugin)

Secara default, CMS tak dibekali dengan fitur super komplit. Selain bagi menghemat memori, developer tentu sadar kalau setiap user punya keperluan yang berbeda-beda. 

Daripada melengkapi CMS dengan fitur yang takkan digunakan, lebih bagus kalau fitur-fitur tersebut dikerjakan secara terpisah. Dengan semacam itu, Kamu dapat menambahkannya sesuai dengan keperluan.

Karenanya, bagian ini akan membahas fitur tambahan yang ditawarkan Joomla dan Drupal. Apakah keduanya mempunyai banyak alternatif fitur bagi ditawarkan? Apakah fitur tersebut gampang ditambahkan? Nantikan jawabannya di sini.

Joomla

Selain ekstensi berupa templates, Joomla pun menyediakan dua macam ekstensi lain yang sifatnya lebih fungsional. Kedua ekstensi tersebut ialah modules dan plugin.

Modules adalah ekstensi bagi menambah fitur di blog. Modules utamanya digunakan bagi menampilkan informasi yang berhubungan dengan web. Misalnya saja, menambahkan guna main fitur atau tambahan kode AdSense.

Beda halnya dengan plugin. Plugin sebetulnya digunakan bagi melengkapi fitur atau tampilan yang terdapat di Joomla. Misalnya saja, menambahkan galeri, tombol sosial media, dan sebagainya. 

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Bagi memperoleh segala ekstensi ini, Kamu tinggal menuju Joomla! Extensions Directory. Di sana, terdapat 7.885 ekstensi yang telah dikelompokkan pada bermacam kategori. Beberapa kategori yang dimaksud termasuk pun:

  • Photos Images; 
  • Social Web; 
  • News Display;
  • Style Design;
  • Site Management;
  • Contacts Feedback;
  • e-Commerce;
  • Structure Navigation;
  • Core Enhancements;
  • Communication;
  • Authoring Content;
  • dan 23 kategori lainnya.

Menambahkan ekstensi ke blog Joomla caranya pun gampang. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan. 

Cara pertama-tama, ialah unduh diantara ekstensi yang dibutuhkan. Kemudian, kembalilah ke halaman administrator Joomla. Cari fitur Extensions di header. Lalu klik Manage > Install. Klik tab Upload Package File dan upload ekstensi yang diinginkan.

Cara kedua, ialah memakai fitur Install from Web. Fitur ini menghubungkan halaman administrator seketika dengan Joomla! Extensions Directory. Kamu tinggal klik manapun ekstensi yang diinginkan bagi menginstallnya.

Cara ketiga, ialah Install from Folder. Lalu cara terakhir ialah Install from URL. 

Drupal

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Sama halnya dengan Joomla ataupun WordPress, Drupal pun menyediakan halaman resmi bagi mengunduh guna tambahan. Di halaman direktorinya, Drupal menyediakan 43.000 bagi dipilih. Kamu dapat mengakses kesemuanya lewat blog Drupal lalu ke Build > Modules.

Baca pun: Drupal vs WordPress, Manakah yang Tepat untuk Anda?

Kalau menginginkan yang lebih mudah dan cepat, Kamu tak perlu membuka tab baru ke halaman Drupal. Kamu pun dapat mengakses segala modules di halaman administrator CMS Drupal. Dari Home, Kamu hanya perlu ke Administration > Extend. Di halaman itu, Kamu dapat temui bermacam modules yang siap diinstall. Tinggal centang mana yang dibutuhkan dan klik tombol Install di bagian bawah halaman.

Semisal modules yang dibutuhkan tak terdapat, Kamu dapat coba cara lain. Tetap di halaman yang sama, Kamu hanya perlu klik tombol + Install new module. Lalu, pilih diantara di antara dua opsi penambahan module: install via URL atau upload file. 

Jenis Konten

Di artikel-artikel perbandingan lainnya, jenis konten tak lumayan banyak dibahas. Padahal, Kamu pasti ingin tahu apakah satu CMS cocok bagi menampilkan jenis konten yang Kamu punya. Karena itu, kami menyediakan satu bagian khusus bagi membahasnya.

Joomla

Kalau Kamu masih ingat, di bagian-bagian sebelumnya, kami sempat membahas banyaknya opsi yang ditawarkan CMS Joomla. Entah itu opsi konfigurasi umum (users, components, dan extensions) hingga dengan konfigurasi bagi konten. 

Dilihat dari ragam opsinya, dapat dibilang kalau Joomla menawarkan kemungkinan yang tak terbatas bagi menampilkan konten. Joomla sendiri mengklaim bahwa program yang dibuatnya dapat digunakan bagi menghasilkan fitur:

  • Program kontrol inventori;
  • Alat bagi pelaporan data;
  • Program;
  • Katalog produk khusus sesuai keinginan;
  • Direktori bagi bisnis yang kompleks;
  • Program reservasi;
  • Program komunikasi di blog.

Karenanya, tak heran kalau Joomla dapat digunakan bagi merancang blog apapun. Mulai dari web sederhana seperti blog atau blog sekolah. Apalagi blog dengan struktur yang rumit dan berisi banyak konten, seperti blog perusahaan, portal berita, ecommerce, reservasi tiket, dan blog pemerintah.

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Sekiranya Kamu masih butuh ilustrasi mengenai apa yang Joomla dapat lakukan, bukalah Joomla! Showcase Directory. Di sana, Kamu dapat dapatkan banyak sekali contoh-contoh blog yang memakai CMS Joomla. 

Tak cuma tampilan dan jenis konten saja yang dapat dijadikan inspirasi, fitur-fitur yang ditambahkan patut pun bagi Kamu perhatikan.

Drupal

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Drupal menawarkan sebuah CMS yang powerful sekaligus fleksibel. Namun, di dikala bersamaan, tak dapat dipungkiri bahwa cara kerja Drupal pun kompleks.

Dengan cara kerja macam itu, jelas Drupal tak dikerjakan sekadar bagi jadi publisis konten di umumnya. Satu CMS ini dapat digunakan bagi merancang toko online, hosting program, hingga chat dengan menggunakan web.

Hal lain yang amat menarik dari Drupal ialah program kerja (workflow) yang jelas. Ini tak lain karena Drupal mempunyai program administrator dan akun. Program ini memastikan setiap akun mempunyai satu peran atau bahkan beberapa sekaligus.

Program inilah yang amat cocok digunakan ketika merancang blog media online, majalah, dan jurnal akademik. Karena, blog dengan kapasitas besar macam itu tak dapat dikelola oleh satu admin saja. Sebaliknya, setiap user perlu berkontribusi di blog. 

Keamanan

Perkara keamanan tak boleh dianggap sepele. Karena, faktor keamanan lah yang memastikan Kamu punya kontrol atas blog. Sekiranya tak aman, gampang saja hacker membajak situs yang Kamu punyai. Lebih buruk lagi, data personal Kamu dan users dapat diambil dan disalahgunakan.

Selain kepentingan personal, keamanan pun ada sangkut pautnya dengan reputasi. Sebuah blog yang dianggap tak aman akan diblokir dari laman hasil pencarian. Tak heran kalau blog macam itu takkan mendapat banyak traffic apalagi ranking pencarian.

Joomla

Sejujurnya, tak ada yang dapat menjamin CMS 100 persen aman. Setiap CMS tetap mempunyai kemungkinan bagi diretas. Demikian itu pula dengan Joomla. 

Bagi menghindari risiko tersebut, Kamu perlu meningkatkan pengamanan. Bagaimana caranya? 

Well, Joomla menyediakan Security Checklist yang dapat Kamu pelajari. Di sana, Kamu akan dapatkan informasi komplit apa saja yang perlu dilakukan bagi mengamankan CMS Joomla. Dimulai dari menjalankan setup hosting dan server, mempelajari file permissions, menjalankan testing dan development, setup Joomla, site administration, site recovery, dan penanganan ketika web diretas.

Bagi memastikan blog Joomla lebih aman, Kamu pun dapat menginstall ekstensi keamanan. Misalnya saja seperti jomDefender atau jHackGuard

Drupal

Dibandingi dua kompetitornya, Drupal terkenal selaku CMS sangat aman. Memang, komunitas developer Drupal tak pernah main-main soal keamanan. Mereka berdedikasi bagi terus memperbaiki dan memelihara program keamanan Drupal. Tak heran kalau bagi login saja, ada lapisan-lapisan keamanan yang perlu ditembus. 

Selain mempunyai kriteria password yang kompleks (panjang, karakter, dan time limit), Drupal mengaplikasikan 2-factor authentication. Fitur ini mengharuskan Kamu memasukkan kode otomatis dari ponsel. Hanya dengan semacam itu, Drupal tahu bahwa Kamu lah yang login ke pada sistemnya.

Drupal pun dilengkapi dengan encryption program atau program pengacakan password. Drupal akan terus mengacak password Kamu pada sistemnya, sehingga hacker tak dapat memecahkan kombinasi password yang Kamu gunakan. Mau tahu apa yang lebih hebat? Program enkripsi pun digunakan Drupal ke segala data dan informasi di CMS-nya. 

Tak lupa, Drupal pun melengkapi dirinya dengan fitur denial of service (DoS) attacks, brute force detection, dan proteksi dari entri data yang mencurigakan. 

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Bagus?

Joomla vs Drupal? Pasti itu pertanyaan yang dari tadi ingin lekas Kamu jawab.

Bagi mempermudah Kamu memutuskan mana CMS terbaik, berikut kami rangkum segala fitur yang ditawarkan Drupal maupun Joomla. 

Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?
Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?

Dari tabel di atas, harusnya Kamu telah mempunyai ilustrasi mana yang layak bagi dipilih. Namun, bagi meyakinkan Kamu, berikut kami beri simpulan CMS yang terbaik menurut keperluan Kamu:

  • Joomla cocok bagi pengguna yang familiar dengan pengaturan teknis; bagus digunakan bagi merancang blog berisi konten yang banyak dan kompleks (inventaris barang dan katalog); dan terlebih bagi blog yang butuh kustomisasi komplit pada hal fitur dan tampilan.
  • Drupal cocok bagi pengguna advance dan developer; bagus digunakan bagi merancang web dengan jumlah konten amat besar; lebih tepat apabila digunakan bagi merancang blog dengan banyak user dan mempunyai program workflow yang jelas; dan terutama program keamanan yang kuat.

Itu dia ahir dari  review Joomla vs Drupal. Semoga dapat menolong Kamu menentukan CMS yang sangat sesuai dengan keperluan Kamu. 

Eiits, Joomla VS Drupal Bukan yang Kamu Cari?

Dari perbandingan Joomla vs Drupal, Kamu belum menemukan CMS terbaik bagi Kamu? Apakah segala fitur yang dideskripsikan di atas masih amat asing untuk Kamu? Apakah Kamu memerlukan CMS yang lebih sederhana dan intuitif? Apakah Kamu pun menginginkan CMS yang lebih user-friendly dan SEO-friendly?

Kalau Kamu menjawab “Ya!” bagi ketiga pertanyaan di atas, mungkin Kamu lebih cocok menggunakan WordPress. Selain punya lebih banyak plugin dan tema, WordPress pun lebih gampang dipelajari dan diintegrasikan dengan bermacam layanan (Google Analytics, Google Adsense, dan lainnya).

Seluruh kelebihan tersebut akan bertambah seketika Kamu memilih layanan WordPress di Niagahoster. Kamu dapat dapatkan CMS WordPress dengan fitur instalasi dan login otomatis, WordPress Accelerator bagi akses super cepat, dan protokol keamanan SSL tidak dipungut bayaran.

Mau tahu fitur super lain yang akan Kamu dapatkan di WordPress Niagahoster? Baca selengkapnya di 10+ Keunggulan WordPress Niagahoster, Buat Website Makin Gampang!


Sumber https://niagahoster.co.id/