Kebanyakan orang menjalankan optimasi SEO image dengan cara mengompres gambar, mengisi judul serta alt text yang sesuai dengan focus keyword dan… selesai. Cara mendasar tersebut memang benar adanya, tapi masih belum lumayan.
Sekarang ini, Algoritma Pengenalan Gambar Google telah betul-betul canggih. Ia telah paham hal-hal mendasar dengan betul-betul akurat tanpa perlu keberadaan judul dan alt text. Tak percaya? Coba lihat gambar di bawah ini:

Dikala kami mencoba memasukkan gambar seekor kucing ke Google Cloud Vision API, algoritmanya dapat mengenali gambar tersebut dengan tingkat akurasi luar biasanya. Padahal kami tak memberikan judul gambar yang terdapat hubungannya dengan kucing sama sekali.
Selain itu, Google pun tak meminta kami bagi mengisi alt text atau informasi tambahan lainnya. Kami hanya perlu memasukkan gambar, menunggu beberapa detik dan selesai. Algoritma Google dapat tetap tahu bahwa itu yaitu gambar kucing yang termasuk ke pada ras British Shorthair. Luar biasanya, bukan?
Melihat canggihnya algoritma Google dikala ini, apakah telah tak perlu optimasi SEO image? Apakah Kamu dapat bebas upload gambar dan berharap Google dapat mengenali gambar tersebut? Oh, tentu tak.
Kenapa demikian? Google kini memang canggih, tapi ia masih tak sempurna. Ada strategi optimasi SEO image yang tetap mesti Kamu lakukan, yakni:
- Berikan nama file gambar yang sesuai
- Deskripsikan alt text dan captions dengan komplit
- Pilih format gambar terbaik
- Kompres gambar Kamu
- Gunakan gambar SVG bila perlu
- Bikin gambar Kamu responsif
- Manfaatkan schema markup
- Gunakan lazy loading
- Gunakan Leverage Browser Caching
- Gunakan Content Delivery Network
Oh ya, perlu Kamu ketahui bahwa image SEO adalah sebuah bagian kecil dari teknik SEO secara keseluruhan. Jadi, sebelum mengaplikasikan cara-cara di atas, urgen untuk Kamu bagi mempelajari apa itu SEO terlebih dahulu. Namun, tak usah khawatir, karena kami telah membahas seluk beluk SEO dengan komplit dan mendalam di →Belajar SEO Terbaru untuk Pemula (Update 2020)
10 Cara Meningkatkan Image SEO
Yup, tak hanya tiga cara saja —kompres gambar, berikan title dan alt tag— tapi, ada 10 cara optimasi image SEO di laman Kamu agar dapat maksimal. Apa saja itu?
1. Berikan Nama File Gambar yang Sesuai
Nama file dapat memberikan pedoman di Google mengenai suatu gambar. Contohnya, kucing-putih-lucu.jpg itu lebih bagus daripada IMG_02022020.jpg. Ini yaitu SEO image mendasar yang telah dipraktekkan banyak orang.
Namun, melihat canggihnya Algoritma Pengenalan Gambar Google, sesungguhnya seberapa urgen bagi memberikan nama file di gambar kini? Pertanyaan bagus. Contoh gambar kucing di atas memang luar biasanya, tapi kami akan memberikan contoh lainnya.

Google 64% yakin itu yaitu gambar gula. Benarkah demikian? Jawabannya tak, karena itu yaitu gambar garam. Kesimpulan yang dapat diambil dari hal ini yaitu algoritma Google masih tak sempurna.
Oleh karena itu, Kamu mesti tetap menolong Google bagi mengenali suatu gambar dengan memberi nama file sebelum menguploadnya ke laman.
Walaupun demikian itu, bukan berarti Kamu mesti memberikan nama file yang panjang dan bertele-tele. Berikanlah nama yang singkat, tapi tepat dan sesuai dengan focus keyword. Misal, cara-membuat-website-termudah.jpg. Bukannya, inilah-cara-membuat-website-terbaru-terlengkap-dan-termudah-2020.jpg.
2. Deskripsikan Alt Text dan Captions dengan Komplit
Alt text (alternative text) berfungsi bagi bagi menolong Google mengidentifikasi topik yang Kamu bahas di konten. Tulislah alt text dengan mendeskripsikan gambar tersebut dengan komplit dan jelas. Kami beri contoh dengan gambar di bawah ini.

Contoh gambar di atas Kamu dapat menuliskan alt text seperti ini, “Anak kucing berwarna orange sedang tidur di lantai.” Kamu dapat memasukkan focus keyword bila memungkinkan.
Kalau tak, jangan memaksa bagi memasukkan focus keyword di setiap alt text yang justru dapat merusak penjelasan suatu gambar.
3. Pilih Format Gambar Terbaik
Kebanyakan gambar yang terdapat di internet memakai tiga format: JPEG, PNG, dan GIF. Setiap format tersebut menggunakan cara kompres yang berbeda. Sehingga ukuran satu gambar yang sama dapat berbeda-beda tergantung formatnya.
Jangan meremehkan ukuran gambar. Karena merujuk pada Google, gambar itu seringnya menjadi faktor utama yang meningkatkan load time suatu halaman. Padahal, load time cepat itu betul-betul urgen bagi SEO di laman Kamu. Bagus, di desktop maupun di perangkat mobile.
Karenanya dari itu, Kamu mesti dapat memilih format terbaik bagi setiap gambar di laman. Pilihlah format gambar yang mempunyai cara kompres terbaik dan tak terlalu mengorbankan kualitas dari gambar tersebut.

Dapat Kamu lihat dari gambar di atas bahwa JPEG menjadi alternatif terbaik. Ia mempunyai ukuran terkecil, tapi dengan kualitas yang tak jauh berbeda dengan dua format lainnya. Jadi, apakah JPEG selalu menjadi alternatif nomor satu bagi image SEO? Tak pun.
Umumnya, JPEG betul-betul cocok diaplikasikan bagi image. Sedangkan PNG bagi gambar penuh detail seperti logo atau gambar tulisan. Sementara, GIF lebih cocok bagi gambar bergerak.
Kami sarankan Kamu membaca artikel →Memilih Format Gambar yang Tepat untuk Website Anda. Karena, di artikel itu kami telah membahas dengan lebih mendalam mengenai pelbagai format gambar serta cara memilih yang terbaik bagi laman Kamu.
4. Kompres Gambar Kamu
Coba Kamu lihat dua gambar format JPEG di bawah ini. Apakah Kamu melihat ada perbedaan kualitas yang kentara di antara keduanya?

Gambar pertama-tama 58% lebih kecil daripada gambar kedua (31kb dibanding 73kb), tapi kualitasnya betul-betul mirip, bukan? Kenapa dapat seperti itu? Jawabannya yaitu kompres gambar.
Kompres gambar yaitu suatu cara optimasi image bagi SEO yang dapat mengecilkan ukuran gambar Kamu tanpa penurunan kualitas yang berarti.
Lalu, bagaimana cara menjalankan kompres gambar? Tenang, kami telah memberikan daftar program dan laman terbaik bagi kompres gambar yang dapat Kamu peroleh di →5+Cara Mengecilkan Ukuran File JPG tanpa Kurangi Kualitasnya
5. Gunakan Gambar SVG Kalau Perlu
Sebelum masuk ke pembahasan SVG, perlu Kamu ketahui bahwa WordPress tak mengizinkan penggunanya mengupload file SVG. Oleh karena itu, Kamu mesti mengaktifkan dukungan SVG di WordPress terlebih dahulu. Bagaimana caranya? Kamu dapat mengikuti instruksinya di →Cara Aman Mengaktifkan Dukungan SVG di WordPress
SVG (Scalable Vector Graphics) dapat dinamakan adalah sebuah format vector terpopuler dikala ini. Gambar dengan format SVG kualitasnya akan tetap tinggi tak peduli browser, bahan atau resolusi yang digunakan oleh pengunjung.
Umumnya, laman menggunakan SVG bagi logo dan ikon mereka. Jadi, alih-alih menggunakan format JPG atau PNG, Kamu dapat menggunakan format SVG bagi segala logo atau ikon di laman Kamu.
Oh ya, walaupun ukuran file SVG telah betul-betul kecil, Google tetap menyarankan bagi mengoptimasi SVG Kamu dengan menggunakan svgo. Dengan demikian itu, ukuran file SVG Kamu dapat lebih kecil lagi dan mempercepat loading time laman Kamu.
6. Pastikan Gambar Kamu Responsif
Gambar responsif yaitu gambar yang resolusinya dapat menyesuaikan bahan yang diaplikasikan pengunjung. Jadi, katakanlah Kamu mengupload gambar dengan resolusi 720p di laman.
Nah, apabila pengunjung membuka laman dengan bahan mobile beresolusi 320p, gambar 720p Kamu tadi otomatis pun berubah menjadi resolusi 320p.
Dengan demikian itu, loading laman Kamu tetap cepat di bahan mobile. Karena, bila laman lambat diakses oleh bahan mobile, tak hanya image seo, tapi performa SEO Kamu secara keseluruhan akan menurun.
Untungnya, sejak versi 4.4, WordPress telah otomatis merancang gambar Kamu menjadi responsif. Jadi, Kamu dapat bernafas lega. Namun, kami sarankan Kamu bagi tetap mengecek gambar-gambar laman di file tema.
Karena, kadang hanya gambar di pada konten saja —yang masuk ke tag <img>— yang otomatis menjadi responsif. Gambar background serta icon yang terdapat di file CSS Kamu kemungkinan tak ikut diubah. Jadi, Kamu perlu memasukkan kode CSS ini di file tersebut agar gambar menjadi responsif.
7. Manfaatkan Schema Markup
Schema markup yaitu kode yang dapat ditambahkan di laman dengan WordPress. Schema berfungsi bagi memberi tahu wujud konten yang Kamu bikin di Google, sehingga Google dapat menyesuaikan tampilan konten agar menarik.
Namun, tahukah Kamu kalau schema markup ternyata pun berhubungan dengan image SEO? Karena, Google akan menampilkan label yang sesuai dengan thumbnail di hasil pencarian gambar dari bahan mobile.

Dikala ini Google mendukung empat jenis label: produk, resep, video, dan GIF. Jadi, bila jenis konten di laman Kamu termasuk ke empat jenis label tersebut, kami sarankan bagi menambahkan schema markup ke masing-masing halaman yang sesuai.
Bagaimana cara menambahkan schema markup ke laman? Kamu dapat mengikuti panduannya dengan gampang di →Cara Mudah Menambahkan Schema Rich Snippet di WordPress
8. Gunakan Lazy Loading
Lazy loading yaitu dikala di mana web browser memutuskan bagi tak menampilkan konten hingga benar-benar dibutuhkan. Menurut Google, lazy loading dapat meningkatkan kecepatan load time dengan signifikan di halaman yang panjang.
Bagi kasus image SEO, lazy loading ini baru akan menampilkan gambar dikala pengunjung memang telah hingga ke bagian halaman yang terdapat gambar tersebut. Dengan kata lain, bila pengunjung masih berada di atas halaman, gambar yang terdapat di bawah tak akan ikut di-load/ditampilkan.
Kamu dapat memasang lazy load dengan gampang di WordPress menggunakan plugin. Beberapa plugin lazy load free yang kami rekomendasikan yaitu A3 Lazy Load, Lazyload by WP Rocket, dan Speed Up.
9. Gunakan Leverage Browser Caching
Browser caching memungkinkan pengguna bagi menyimpan gambar di laman secara lokal dikala mereka pertama-tama kali mengakses laman Kamu. Dengan demikian itu, ketika pengguna kembali mengunjungi laman Kamu, loading akan lebih cepat karena gambar-gambar yang dibutuhkan telah diunduh dan tersimpan di browser.
Ada dua cara bagi menggunakan leverage browser caching di laman Kamu. Yakni menambahkan kode pada file .htaccess dan menggunakan plugin. Karena cara optimasi seo image ini terlalu panjang bagi dibahas di sini, kami telah menjelaskannya di artikel →Meningkatkan Kecepatan Website dengan Leverage Browser Caching
10. Gunakan Content Delivery Network
Content Delivery Network atau CDN adalah sebuah jaringan server yang terletak di seluruh dunia. Teknologi ini dikerjakan bagi mengirimkan pelbagai konten di laman Kamu ke browser pengunjung dari server terdekat. Dengan kata lain, CDN akan merancang laman Kamu cepat diakses dari lokasi mana pun di seluruh dunia.
Misalnya, lokasi server Kamu di Amerika Serikat dan pengunjung laman berada di Indonesia. Dengan CDN, pengunjung laman akan memperoleh data dari server CDN terdekat, bukan seketika dari server Kamu di Amerika Serikat.
Masih bingung? Kamu dapat membaca penjelasan lebih komplit dan cara menggunakan CDN di artikel →Penjelasan Lengkap Apa itu CDN dan Cara Menggunakannya
Kesimpulan
Optimasi SEO image ternyata tak hanya terbatas di tiga hal saja: kompres gambar, berikan title, dan isi alt tag. Google kini telah lebih pintar dan canggih, sehingga usaha ekstra mesti dilakukan agar image SEO Kamu dapat berjalan dengan maksimal.
Oh ya, optimasi image SEO saja masih kurang bila laman Kamu ingin memperoleh rangking teratas di Google, lho. Ada strategi optimasi lain selain image SEO yang mesti Kamu lakukan.
Apa saja strategi itu? Kamu dapat menemukannya di ebook free yang dapat didownload di bawah ini:

Kami harap artikel ini bermanfaat untuk Kamu. Jangan lupa klik tombol subscribe di bawah bagi memperoleh informasi terbaru dan terlengkap mengenai SEO seketika di email Kamu. Hingga jumpa di artikel berikutnya!
Sumber https://niagahoster.co.id/